Polimer
Polimer
terdiri dari sejumlah besar satuan monomer
yang terhubung satu sama lain dalam sebuah rantai panjang. Molekul polimer
dapat berupa rantai lurus atau bercabang, rantai lurus atau bercabang yang
dihubungkan oleh cross-link. Luas cross-link mengarah pada bentuk tiga
dimensi dan sering kurang atau tidak larut.[2]
Salah
satu contoh polimer yakni poli etilen
glikol (PEG)
Poli Etilen Glikol (PEG)
PEG
adalah
bahan kimia, putih seperti lilin yang menyerupai paraffin. Berupa bentuk padat dalam pada suhu kamar,mencair pada suhu 104°F, memiliki berat molekul rata-rata 1000, mudah larut dalam air hangat, tidak beracun, non-korosif, tidak berbau, tidak berwarna dan memiliki titik lebur yang sangat tinggi (580°F). [3]
bahan kimia, putih seperti lilin yang menyerupai paraffin. Berupa bentuk padat dalam pada suhu kamar,mencair pada suhu 104°F, memiliki berat molekul rata-rata 1000, mudah larut dalam air hangat, tidak beracun, non-korosif, tidak berbau, tidak berwarna dan memiliki titik lebur yang sangat tinggi (580°F). [3]
Polietilen glikol tersedia dalam berbagai macam
berat molekul mulai dari 200 sampai 8000. PEG yang umum digunakan adalah PEG
200, 400, 600, 1000, 1500, 1540, 3350, 4000, 6000 dan 8000. Pemberian nomor
menunjukkan berat molekul rata-rata dari masing-masing polimernya. Polietilen
glikol yang memiliki berat molekul rata-rata 200, 400, 600 berupa cairan bening
tidak berwarna dan yang mempunyai berat molekul rata-rata lebih dari 1000
berupa lilin putih, padat dan kekerasannya bertambah dengan bertambahnya berat
molekul.
Senyawa
PEG juga dikenal sebagai PEO (polietilen oksida) dan POE (polioksieltilen).
Sekilas
PEG tampak seperti molekul yang sederhana. PEG tersedia dalam bentuk lurus
maupun bercabang dalam berbagai ukuran, larut dalam air terutama dalam pelarut
organik. Meskipun tampak sederhana molekul ini merupakan fokus dari banyak
kepentingan dalam masyarakat di bidang bioteknik dan biomedis.[1]
Hal
ini dikarenakan sifat PEG yang sangat efektif di lingkungan yang berair. Sifat ini
diartikan sebagai penolakan protein, pembentukan dua fase sistem polimer yang
berbeda. Selain itu, polimer tidak bersifat racun dan tidak membahayakan
protein aktif atau sel walaupun polimer sendiri berinteraksi dengan membran
sel. Hal ini tergantung pada penyiapan modifikasinya secara kimia dan
keterikatannya pada molekul lain dan permukaan. Ketika melekat pada molekul
polimer lainnya memiliki pengaruh pada sifat kimia dan kelarutan molekul
tersebut.[1]
Sifat
lainnya yakni: larut air, berikatan dengan protein dan biomolekul laiinya untuk
agregasi dan meningkatkan kelarutan, sangat fleksibel, member perawatan
terhadap permukaan atau biokonjugasi tanpa adanya halangan sterik.[5]
Aplikasi Umum
Dalam
industry farmasi PEG digunakan untuk melarutkan obat-obat yang tidak larut air.
Penggunaan PEG sebagai pelarut juga dapat meningkatkan penyebaran obat di dalam
tubuh manusia. PEG dapat digunakan untuk melapisi kaca atau metal dan sebagai
campuran cat serta tinta. Di dalam kehidupan sehari-hari PEG juga dimanfaatkan
untuk pembuatan kosmetik, perlengkapan mandi dan alat-alat rumah tangga. Selain
itu, PEG jugs banyak dimanfaatkan dalam industry kertas, bahan karet, kulit dan
tekstil.[4]
Pemanfaatan PEG : sebagai basis
suppositoria
Dalam
bidang farmasi kita mengenal sediaan suppositoria, sediaan obat berbentuk padat yang diberikan melalui rektal (anus),
vagina, atau uretra. Seperti yang kita ketahui bahwa sediaan
suppositoria merupakan sediaan yang mudah meleleh,
melunak, atau melarut pada suhu tubuh
dan dapat meleleh di tangan saat akan digunakan sehingga harus disimpan
pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh (di kulkas), dalam pembuatan harus
diperkirakan titih lelehnya dan penentuan basis ataupun campuran basis
suppositoria yang tidak mengganggu pelepasan bahan obat.
Poli
Etilen Glikol (PEG) dalam hal ini sangat memungkinkan untuk menjadi solusi
beberapa hal mengenai suppositoria di atas.
Sifat
kekerasan PEG yang semakin meningkat dengan semakin meningkatnya berat molekulnya
dapat digunakan untuk dijadikan bahan dasar ataupun campuran bahan dasar sediaan
suppositoria, tanpa khawatir sediaan suppositoria yang dihasilkan nantinya tidak
akan meleleh karena PEG juga memiliki sifat sangat efektif pada lingkungan yang
berair dan didukung lagi oleh sifat PEG lainnya yakni tidak beracun,
non-korosif dan tidak berbau. Sehingga penggunaan PEG untuk basis maupun campuran
bahan dasar suppositoria sangatlah menguntungkan.
Keuntungan PEG sebagai basis suppositoria:
-
Stabil dan inert
-
Polimer PEG tidak mudah terurai
-
Mempunyai rentang titik leleh dan kelarutan yang luas sehingga
memungkinkan formula suppositoria dengan berbagai derajat kestabilan panas dan
laju disolusi yang berbeda
-
Tidak membantu pertumbuhan jamur
Kerugian PEG sebagai basis suppositoria:
-
Secara kimia lebih reaktif daripada basis lemak
-
Dibutuhkan perhatian lebih untuk mencegah kontraksi volume yang
membuat bentuk suppositoria rusak
-
Kecepatan pelepasan obat larut air menurun dengan meningkatnya
jumlah PEG dengan BM tinggi
Kombinasi jenis PEG dapat digunakan sebagai basis suppoositoria
dan memberikan keuntungan sebagai berikut :
-
Titik lebur suppositoria dapat meningkat
sehingga lebih tahan terhadap suhu ruangan yang hangat
-
Pelepasan bahan obat tidak lagi
tergantung pada titik lelehnya
-
Stabilitas fisik dalam penyimpanan akan
lebih baik
-
Sediaan suppositoria akan segera
bercampur dengan cairan rektal
SUMBER:
[1] Attwood, D and Florence,
A. T., (2008). Fast Track, Physical
Pharmacy. Cornwall: Pharmaceutical Press.
[2] Harris, J. M. (1992). Poly (ethylene glycol). New York:
Plenum Press.
[3] Mitchell, H. L. (1972). How PEG Helps the Hobbyist Who Work With
Wood. U. S. Departement of Agriculture.
gambar nya mana ?
BalasHapus