Salam Hangat... ^_^

mohon kritik dan saran dari pembaca yang baik hati...(◦'⌣'◦)

Sabtu, 17 Desember 2011

JURNAL LAB. TEKSED (BLOM LENGKAP) ^_^

PENDAHULUAN
TABLET
          Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
          Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Ditjen POM, 1995).
          Berdasarkan cara pembuatannya, tablet dibagi menjadi:
-         Tablet Cetak (Compressed Tablet)
Dibuat dengan cara mengempa dan tidak mengandung penyalut khusus.
-         Tablet Salut (Coated Tablet)
·        Tablet salut gula (sugar coated tablet), bertujuan untuk menutupi rasa dan bau dari bahan obat dan melindungi bahan obat yang peka terhadap oksidasi.
·        Tablet salut selaput (film coated tablet).
·        Tablet salut enterik (enteric coated tablet).
-         Tablet Cetak Ulang (Multiple Compressed Tablet).
KOMPOSISI TABLET
1.     Bahan Obat
2.     Pengisi
Guna: untuk mencukupkan berat supaya mudah dicetak menjadi tablet untuk mempermudah proses percetakkan.
          Contoh: untuk granulasi basah:  sukrosa, amilum, sorbitol, laktosa, manitol, bolus alba, K2SO4, MgCO3.
                     untuk cetak langsung:     avicel, aerosol, Sta-RX, emcompress.
3.     Pengikat
Guna: untuk mengikat bahan yang berbentuk serbuk menjadi granul dan menjembatani antara serbuk dengan serbuk lain.
Contoh: gelatin, amilum manihot, natrium alginate, sukrosa, akasia (gom arab), CMC.
Bahan pengikat untuk cara basah ditambahkan dalam bentuk mucilage/larutan.
Konsentrasi bahan pengikat tergantung pada bahan obat apakah hidrofob maka bahan pengikatnya 30% dari berat tablet.
Bila bahan obat bersifat hidrofil maka bahan pengikatnya 10-20% dari berat tablet.
Cara membuat bahan pengikat dari mucilage amyli
Biasanya dipakai dengan konsentrasi 5-20%. Bahan pengikat ini harus dibuat baru, dengan menambahkan air dingin pada amilum lalu dipanaskan di atas penangas air atau api kecil sambil diaduk-aduk menjadi massa yang kental dan transparan atau disuspensikan dengan sedikit air dingin kemudian ditambah air panas lalu diaduk-aduk menjadi massa yang kental dan transparan. Kekurangan berat dicukupkan dengan air panas.
Cara membuat bahan pengikat dari gelatin
Biasanya dipakai dengan konsentrasi 1-4%. Serbuk gelatin ditaburkan dalam air dingin, biarkan mengembang lalu dipanaskan di penangas air sampai larut, kekurangan berat dapat ditambah dengan air panas.
Larutan gelatin juga harus dibuat baru dan digunakan selagi panas (±40ºC) karena bila dingin akan terbentuk gel.
4.     Pengembang/penghancur
Guna: untuk memecah tablet menjadi partikel kecil sehingga luas permukaan diperbesar dan absorbsi dipermudah.
Contoh: amylum, explotab, gom, alginate, avicel.
Cara menambahkan bahan pengembang:
Bahan pengembang ditambahkan sebelum digranulasi yaitu dicampur dengan bahan obat dan bahan pengisi. Tetapi lebih baik bila bahan pengembang dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian setengah dari jumlahnya.
a.      Sebagai pengembang dalam
½ bagian ditambahkan sebelum proses granulasi.
b.     Sebagai pengembang luar
½ bagian ditambahkan pada granulat kering bersama-sama dengan bahan pelican sebelum dicetak.
5.     Pelicin
Guna: untuk mempermudah bahan yang akan dicetak mengalir dari corong ke ruang cetak (die), mempermudah tablet keluar setelah dicetak, mencegah lengketnya granul pada die dan punch, memperkecil gesekan antar granul.
Contoh: talcum, Mg stearat, polietilen glikol.
Bahan pelican umumnya digunakan sebanyak 1-5% dari berat tablet.

6.     Pewarna
Ada 2 cara penambahan zat warna yaitu:
a.      Cara Basah
Bahan pewarna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat kemudian ditambahkan ke dalam serbuk yang akan digranulasi.

b.     Cara Kering
Bahan pewarna dicampurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk kemudian baru ditambahkan larutan bahan pengikat. Konsentrasi zat warna yang dipakai 0,33%.

7.     Perasa (pewangi dan pemanis)
Contoh: oleum citri, oleum menthe piperitae, sukrosa, manitol, sakarin, Na siklamat.
Cara penambahan bahan pewangi ada 2:
·        Bentuk larutan
Berupa larutan minyak yang ditambahkan pada bahan pelican atau larutan dalam alcohol yang disemprotkan dalam granulat kering.
·        Bentuk granul
Granul-granul ditambahkan pada massa yang sudah siap untuk dicetak.
Pemberian bahan pewangi harus disesuaikan dengan pemberian bahan pewarna misalnya rasa jeruk maka diberi oleum citri dengan pewarna orange.
8.     Adsorben
Ditambahkan bila bahan obat berbentuk kental atau cair.
Contoh: saccharum lactis, MgO, kaolin.

9.     Pembasah
Ditambahkan bila bahan obat bersifat hidrofob, misalnya tanalbin.
Contoh: Na Lauril Sulfat, gliserin.

10. Adjuvant
Contoh: Na metabisulfit sebagai antioksidan.
            Al hidroksi koloidal berfungsi meniadakan sifat asam dari asetosal.
            CaCO3, menetralkan asam lambung pada penggunaan tablet Penicillin G.

CARA PEMBUATAN TABLET
1.     CetakLangsung (Direct Compression)
2.     CetakTakLangsung (Precompression, Slugging)
3.     GranulasiBasah
Ad.1.
·        Bahanobatditambahditambahbahanpengisi, bahanpenghancur, bahnpengikatdanbahanpelicinlaludiaduk rata kemudiandicetakmenjadi tablet.
Ad.2.
·        Bahanobatditambahbahanpengisi, dicampurdenganbahanpenghancurdalamlaluditambahkanbahanpengikatdalambentukkering, aduksampaihomogen.
·        Dicetakmenjadi tablet yang besardan rata permukaannya yang disebut ‘slug’.
·        Kemudian ‘slug’ dipecahmenjadigranul-granulkecilmelaluiayakan granulator.
·        Kadang-kadangsetelahdiayak, disluggingkembalilaludiayaklagisampaidiperolehgranul-granul yang bentuknyabaikdancukup
Ad.3.
·        Bahanobatditambahbahanpengisi, dicampurdenganbahanpenghancurdalamlaludigerussampaihomogen.
·        Ditambahkanbahanpengikatsedikit demi sedikitsampaidiperolehmassa yang baik (biladikepalakanbersatudanbiladitekanakanhancurmenjadigumpalan-gumpalankecil).
·        Granulasimassamelaluiayakan mesh 8 atau mesh 10.
·        Granulatditampung di ataskertasperkamenlaludikeringkanpadalemaripengeringdengansuhu 60C.
·        Granulatkeringdiayaklagidenganayakan yang lebihhalus
·        Ditambahkanbahanpelicindanpengembangluar, laludicetakmenjadi tablet.
BentukGranulatkering, ukuranayakanbergantungpada diameter tablet yang akandibuat:
-      4,76 mm dipakaiayakan mesh 20
-      4,93 mm – 7,93 mm dipakaiayakan mesh 16
-      8,73 – 10 mm dipakaiayakan mesh 14
Pedomanmenentukan diameter tablet
BERAT TABLET
DIAMETER
100-125 mg
6 mm
200-250 mg
9 mm
300-400 mg
11 mm
500-700 mg
13 mm
Penampangatau diameter tablet umumnyaberkisarantara 3 mm- 13mm tetapiadajuga yang berdiameter 20 mm misalnya tablet hisapdan tablet effervescent.
KeseragamanUkuran
Jikatidakdikatakanlain,diameter tablet tidaklebihdari 3 dan tidakkurangdari 1 tebal tablet.
Bobot Tablet
Bobot tablet antara 50 mg – 2 g. Umumnyabobot tablet antara 100 mg - 800 mg.
KeseragamanBobot
Bobot Rata-Rata
Penyimpangan
A
B
25 mg ataukurang
15%
30%
26 mg s/d 150 mg
10%
20%
151 mg s/d 300 mg
7,5%
15%
Lebihdari 300 mg
5%
10%

Masalahpadapembuatan tablet
1.     Capping
2.     Laminating
3.     Picking
4.     Sticking
5.     Molting
6.     VariasiBerat


PEMBUATAN GRANUL
A.   Granulasi Basah
Cara:
1.     Bahan obat dimasukkan ke dalam lumping , ditambah bahan pengisi, ditambah bahan pengembang dalam lalu dihomogenkan.
2.     Ditambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang kompak. Dicatat berapa bahan pengikat yang terpakai dan yang sisa.
3.     Massa diayak dengan ayakan mesh nomor 8. Lalu dicatat berat granul basah.
4.     Dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-60ºC selama satu hari.
5.     Granul kering diayak dengan ayakan mesh nomor 14. Dicatat berat granul kering.
6.     Dihitung berat teoritis. Kemudian dihitung berat bahan eksternal dari berat granul kering.
7.     Dicampurkan dan dihomogenkan massa 6 dengan pengembang luar dan bahan pelican.
8.     Dilakukan uji preformulasi.
9.     Dicetak massa 7 dengan mesin cetak tablet.

B.    Granulasi Kering
Cetak Tak LangsunG (Slugging)
Cara:
1.     Bahan obat ditambahkan bahan pengisi, dicampur dengan bahan penghancur dalam ditambah bahan pengikat dalam bentuk kering, aduk sampai homogen.
2.     Cetak menjadi tablet yang besar dan rata permukaannya yang disebut slug.
3.     Kemudian slug dipecah menjadi granul-granul kecil melalui ayakan granulator.
4.     Kadang-kadang setelah diayak, dislugging kembali lalu diayak lagi sampai diperoleh granul-granul yang bentuknya baik dalam jumlah yang cukup.
5.     Dilakukan uji preformulasi.
6.     Dicetak menjadi tablet.
Cetak Langsung
Cara:
1.     Homogenasi: bahan obat ditambah bahan pengisi, pengembang dengan jumlah sama sedikit demi sedikit smapai habis dan homogeny.
2.     Dilakukan uji preformulasi.
3.     Dicetak menjadi tablet.

UJI PREFORMULASI
1.     Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk oleh tepi atau batas padatan.
Cara: Ke dalam corong alir yang ditutup bagian bawahdialirkan granul kering yang akan dicetak, lalu dibukadan granul dibiarkan mengalir, dan dihitung sudut diamnya.
Syarat: 20º<q<40º
Rounded Rectangle: Tan q =2h/d

Rumus:



2.     Waktu Alir (talir)
Cara: Ke dalam corong alir dimasukkan granul yang akan dicetak, lalu dialirkan hingga seluruh granul mengalir. Ditentukan waktu alir mulai dari granul mengalir sampai seluruh granul mengalir keluar.
Syarat: talir < 10 detik

3.     Indeks Tap
Tapping adalah rasio antara volume sebelum deformasi dengan volume setelah deformasi.
Cara: sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian di-Tap. Ditentukan penurunan volume, dilakukan tapping hingga hasil penurunan granul stabil.
Syarat: I £ 20%
Rounded Rectangle: x=(Vo-Vtap)/Vo  x 100%

Rumus:
                                                                                                          


Keterangan:
Vo    = volume awal
Vtap= volume setelah di-Tap

PROSES PENCETAKAN
1.     Mesin pencetak tablet single punch disiapkan. Dipasang punch bawah dengan diameter sesuai tablet yang akan dicetak dan diatur dienya.
2.     Masukkan massa tablet ke dalam hopper, lalu diatur sekrup atas dan bawah untuk menentukan volume dan tekanan.
3.     Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya (pengaturan pada punch bawah) dan tekanannya (pengaturan pada punch atas).
4.     Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan berat yang diinginkan, jika udah diuji kekerasannya pada alat Strong Cobb.
5.     Jika tablet sudah memenuhi syarat, dicetak 10 tablet lagi, diuji kembali berat serta kekerasannya, jika tidak mengalami perubahan dapat dicetak seluruhnya.
6.     Tablet yang dipakai sampel digranhulasi.
7.     Dicatat jumlah tablet yang tercetak.

n
EVALUASI TABLET
1.     Keseragaman Bobot
Cara:
1.     Dibersihkan tablet, diambil 20 tablet kemudian ditimbang.
2.     Tentukan bobot rata-rata kemudian ditimbang satu-persatu, dan diambil 3 berat tablet yang berdeviasi tinggi.
     Syarat:
·        Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet menyimpang lebih besar dari kolom A.
·        Tidak boleh satu tablet pun lebih dari kolom B.

2.     Waktu Hancur
Alat: Desintegration.
Cara:
1.     Dimasukkan 6 tablet pada masing-masing tabung di keranjang, lalu letakkan 6 tablet di atas cakram penuntun, dan dijalankan alat.
2.     Dicelupkan pada air dengan suhu 37º (lebih kurang 1ºC) dengan tinggi air tidak boleh kurang dari 15cm, sehingga tabung dapat dinaik turunkan secara teratur 30 kali permenit.
3.     Pada kedudukan tertinggi, kawat kasa tepat pada permukaan air, angkat keranjang dan amati seluruh tablet.
4.     Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi tablet yang tertinggal pada kawat kasa.
5.     Dicatat waktu setiap tablet hancur.
          Syarat:
-      6 tablet harus hancur, bila ada yang tidak hancur ulangi dengan 12 tablet.
Tablet memenuhi syarat bila sekurang-kurangnya 16 dari 18 tablet hancur.
-      Menurut Farmakope Edisi III waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah 15menit.

3.     Uji Kekerasan Tablet
Alat: Strong Cob.
Cara:
1.     Sebuah tablet dimasukkan di antara anvil dan punch.
2.     Tablet dijepit dengan cara memutar sekrup sampai lampu stop menyala.
3.     Tekan tombol sampai tablet retak atau pecah.
4.     Pada saat tersebut, angka yang ditunjukkan pada skala adalah harga dari kekerasan tablet, lalu dicatat.
5.     Percobaan dilakukan untuk 5 tablet dengan mengembalikan jarum ke angka nol dan alat dibersihkan.
          Syarat:
·        Kekerasan tablet = 4—8Kg

4.     Uji Friabilitas

Alat: Roche Friabilator.
Cara:
1.     Bersihkan 20 tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan berat awal, misalkan A gram.
2.     2. Tablet dimasukkan ke dalam alat dengan putaran 100 kali selama 4 menit.
3.     Dikeluarkan 20 tablet tadi, dibersihkan dari debu dan ditimbang berat akhirnya, missal B gram.
          Syarat:                                                             
·        Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8%.


Rounded Rectangle: (A-B)/A  x 100%
 
Rumus :  

                                                
5.     Uji Disolusi
Contoh: Uji disolusi untuk tablet parasetamol.
a)     Alat: Disolution tester.
b)    Medium: 900ml larutan dapar fosfat pH 5,8.
c)     Perputaran: 50 rpm.
d)    Waktu: 30menit.
e)     Cara kerja:
Dimasukkan sejumlah volume media disolusi seperti tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan medium disolusi hingga suhu 37º+0,5ºC dan angkat thermometer. Masukkan 1 tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari alat dayung, tidak kurang 1cm dari titik wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi persyaratan yang dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai 3 tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing konsentrasi dinyatakan dalam peersentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama Q.

Tabel penerimaan
Tahap
Jumlah yang diuji
Kriteria Penerimaan
S1
6
Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%
S2
6
Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%
S3
12
Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun yang lebih besar dari Q-25%


Tidak ada komentar:

Posting Komentar