PENDAHULUAN
TABLET
Tablet
adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
Tablet
adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi
(Ditjen POM, 1995).
Berdasarkan
cara pembuatannya, tablet dibagi menjadi:
-
Tablet Cetak (Compressed Tablet)
Dibuat dengan cara mengempa dan
tidak mengandung penyalut khusus.
-
Tablet Salut (Coated Tablet)
·
Tablet salut gula (sugar coated tablet),
bertujuan untuk menutupi rasa dan bau dari bahan obat dan melindungi bahan obat
yang peka terhadap oksidasi.
·
Tablet salut selaput (film coated
tablet).
·
Tablet salut enterik (enteric coated
tablet).
-
Tablet Cetak Ulang (Multiple Compressed
Tablet).
KOMPOSISI TABLET
1. Bahan
Obat
2. Pengisi
Guna: untuk
mencukupkan berat supaya mudah dicetak menjadi tablet untuk mempermudah proses
percetakkan.
Contoh: untuk granulasi basah: sukrosa, amilum, sorbitol, laktosa, manitol,
bolus alba, K2SO4, MgCO3.
untuk
cetak langsung: avicel, aerosol,
Sta-RX, emcompress.
3. Pengikat
Guna: untuk mengikat bahan yang
berbentuk serbuk menjadi granul dan menjembatani antara serbuk dengan serbuk
lain.
Contoh: gelatin, amilum manihot,
natrium alginate, sukrosa, akasia (gom arab), CMC.
Bahan pengikat untuk cara basah ditambahkan
dalam bentuk mucilage/larutan.
Konsentrasi bahan pengikat
tergantung pada bahan obat apakah hidrofob maka bahan pengikatnya 30% dari
berat tablet.
Bila bahan obat bersifat hidrofil
maka bahan pengikatnya 10-20% dari berat tablet.
Cara membuat bahan pengikat dari mucilage amyli
Biasanya dipakai dengan konsentrasi 5-20%. Bahan pengikat
ini harus dibuat baru, dengan menambahkan air dingin pada amilum lalu
dipanaskan di atas penangas air atau api kecil sambil diaduk-aduk menjadi massa
yang kental dan transparan atau disuspensikan dengan sedikit air dingin
kemudian ditambah air panas lalu diaduk-aduk menjadi massa yang kental dan
transparan. Kekurangan berat dicukupkan dengan air panas.
Cara membuat bahan pengikat dari gelatin
Biasanya dipakai dengan konsentrasi 1-4%. Serbuk gelatin
ditaburkan dalam air dingin, biarkan mengembang lalu dipanaskan di penangas air
sampai larut, kekurangan berat dapat ditambah dengan air panas.
Larutan gelatin juga harus dibuat baru dan digunakan
selagi panas (±40ºC)
karena bila dingin akan terbentuk gel.
4. Pengembang/penghancur
Guna: untuk memecah tablet menjadi
partikel kecil sehingga luas permukaan diperbesar dan absorbsi dipermudah.
Contoh: amylum, explotab, gom,
alginate, avicel.
Cara menambahkan bahan pengembang:
Bahan pengembang ditambahkan sebelum digranulasi
yaitu dicampur dengan bahan obat dan bahan pengisi. Tetapi lebih baik bila
bahan pengembang dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian setengah dari
jumlahnya.
a. Sebagai
pengembang dalam
½
bagian ditambahkan sebelum proses granulasi.
b. Sebagai
pengembang luar
½
bagian ditambahkan pada granulat kering bersama-sama dengan bahan pelican sebelum
dicetak.
5. Pelicin
Guna: untuk mempermudah bahan yang
akan dicetak mengalir dari corong ke ruang cetak (die), mempermudah tablet keluar
setelah dicetak, mencegah lengketnya granul pada die dan punch, memperkecil
gesekan antar granul.
Contoh: talcum, Mg stearat,
polietilen glikol.
Bahan pelican umumnya digunakan
sebanyak 1-5% dari berat tablet.
6. Pewarna
Ada 2 cara penambahan zat warna
yaitu:
a. Cara
Basah
Bahan
pewarna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat kemudian ditambahkan ke dalam
serbuk yang akan digranulasi.
b. Cara
Kering
Bahan
pewarna dicampurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk kemudian baru
ditambahkan larutan bahan pengikat. Konsentrasi zat warna yang dipakai 0,33%.
7. Perasa
(pewangi dan pemanis)
Contoh: oleum citri, oleum menthe
piperitae, sukrosa, manitol, sakarin, Na siklamat.
Cara penambahan bahan pewangi ada
2:
·
Bentuk larutan
Berupa
larutan minyak yang ditambahkan pada bahan pelican atau larutan dalam alcohol yang
disemprotkan dalam granulat kering.
·
Bentuk granul
Granul-granul
ditambahkan pada massa yang sudah siap untuk dicetak.
Pemberian bahan pewangi harus disesuaikan dengan
pemberian bahan pewarna misalnya rasa jeruk maka diberi oleum citri dengan
pewarna orange.
8. Adsorben
Ditambahkan bila bahan obat
berbentuk kental atau cair.
Contoh: saccharum lactis, MgO,
kaolin.
9. Pembasah
Ditambahkan bila bahan obat
bersifat hidrofob, misalnya tanalbin.
Contoh: Na Lauril Sulfat, gliserin.
10. Adjuvant
Contoh: Na metabisulfit sebagai
antioksidan.
Al hidroksi koloidal berfungsi meniadakan sifat
asam dari asetosal.
CaCO3, menetralkan asam lambung pada
penggunaan tablet Penicillin G.
1. CetakLangsung
(Direct Compression)
2. CetakTakLangsung
(Precompression, Slugging)
3. GranulasiBasah
Ad.1.
·
Bahanobatditambahditambahbahanpengisi,
bahanpenghancur, bahnpengikatdanbahanpelicinlaludiaduk rata
kemudiandicetakmenjadi tablet.
Ad.2.
·
Bahanobatditambahbahanpengisi,
dicampurdenganbahanpenghancurdalamlaluditambahkanbahanpengikatdalambentukkering,
aduksampaihomogen.
·
Dicetakmenjadi tablet yang besardan rata
permukaannya yang disebut ‘slug’.
·
Kemudian ‘slug’
dipecahmenjadigranul-granulkecilmelaluiayakan granulator.
·
Kadang-kadangsetelahdiayak,
disluggingkembalilaludiayaklagisampaidiperolehgranul-granul yang
bentuknyabaikdancukup
Ad.3.
·
Bahanobatditambahbahanpengisi,
dicampurdenganbahanpenghancurdalamlaludigerussampaihomogen.
·
Ditambahkanbahanpengikatsedikit demi
sedikitsampaidiperolehmassa yang baik
(biladikepalakanbersatudanbiladitekanakanhancurmenjadigumpalan-gumpalankecil).
·
Granulasimassamelaluiayakan mesh 8 atau
mesh 10.
·
Granulatditampung di
ataskertasperkamenlaludikeringkanpadalemaripengeringdengansuhu 60C.
·
Granulatkeringdiayaklagidenganayakan yang
lebihhalus
·
Ditambahkanbahanpelicindanpengembangluar,
laludicetakmenjadi tablet.
BentukGranulatkering, ukuranayakanbergantungpada
diameter tablet yang akandibuat:
-
4,76 mm dipakaiayakan mesh 20
-
4,93 mm – 7,93 mm dipakaiayakan mesh 16
-
8,73 – 10 mm dipakaiayakan mesh 14
Pedomanmenentukan
diameter tablet
BERAT
TABLET
|
DIAMETER
|
100-125
mg
|
6
mm
|
200-250
mg
|
9
mm
|
300-400
mg
|
11
mm
|
500-700
mg
|
13
mm
|
Penampangatau diameter
tablet umumnyaberkisarantara 3 mm- 13mm tetapiadajuga yang berdiameter 20 mm
misalnya tablet hisapdan tablet effervescent.
KeseragamanUkuran
Jikatidakdikatakanlain,diameter
tablet tidaklebihdari 3 dan tidakkurangdari 1 tebal tablet.
Bobot Tablet
Bobot tablet antara 50
mg – 2 g. Umumnyabobot tablet antara 100 mg - 800 mg.
KeseragamanBobot
Bobot
Rata-Rata
|
Penyimpangan
|
|
A
|
B
|
|
25
mg ataukurang
|
15%
|
30%
|
26
mg s/d 150 mg
|
10%
|
20%
|
151
mg s/d 300 mg
|
7,5%
|
15%
|
Lebihdari
300 mg
|
5%
|
10%
|
Masalahpadapembuatan
tablet
1. Capping
2. Laminating
3. Picking
4. Sticking
5. Molting
6. VariasiBerat
PEMBUATAN GRANUL
A. Granulasi
Basah
Cara:
1. Bahan
obat dimasukkan ke dalam lumping , ditambah bahan pengisi, ditambah bahan
pengembang dalam lalu dihomogenkan.
2. Ditambahkan
bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang kompak. Dicatat
berapa bahan pengikat yang terpakai dan yang sisa.
3. Massa
diayak dengan ayakan mesh nomor 8. Lalu dicatat berat granul basah.
4. Dikeringkan
di lemari pengering pada suhu 40-60ºC selama satu hari.
5. Granul
kering diayak dengan ayakan mesh nomor 14. Dicatat berat granul kering.
6. Dihitung
berat teoritis. Kemudian dihitung berat bahan eksternal dari berat granul
kering.
7. Dicampurkan
dan dihomogenkan massa 6 dengan pengembang luar dan bahan pelican.
8. Dilakukan
uji preformulasi.
9. Dicetak
massa 7 dengan mesin cetak tablet.
B. Granulasi
Kering
Cetak
Tak LangsunG (Slugging)
Cara:
1. Bahan
obat ditambahkan bahan pengisi, dicampur dengan bahan penghancur dalam ditambah
bahan pengikat dalam bentuk kering, aduk sampai homogen.
2. Cetak
menjadi tablet yang besar dan rata permukaannya yang disebut slug.
3. Kemudian
slug dipecah menjadi granul-granul kecil melalui ayakan granulator.
4. Kadang-kadang
setelah diayak, dislugging kembali lalu diayak lagi sampai diperoleh
granul-granul yang bentuknya baik dalam jumlah yang cukup.
5. Dilakukan
uji preformulasi.
6. Dicetak
menjadi tablet.
Cetak Langsung
Cara:
1. Homogenasi:
bahan obat ditambah bahan pengisi, pengembang dengan jumlah sama sedikit demi
sedikit smapai habis dan homogeny.
2. Dilakukan
uji preformulasi.
3. Dicetak
menjadi tablet.
UJI PREFORMULASI
1. Sudut
Diam
Sudut diam adalah sudut yang
terbentuk oleh tepi atau batas padatan.
Cara: Ke dalam corong alir yang
ditutup bagian bawahdialirkan granul kering yang akan dicetak, lalu dibukadan
granul dibiarkan mengalir, dan dihitung sudut diamnya.
Syarat: 20º<q<40º
Rumus:
2. Waktu
Alir (talir)
Cara: Ke dalam corong alir
dimasukkan granul yang akan dicetak, lalu dialirkan hingga seluruh granul
mengalir. Ditentukan waktu alir mulai dari granul mengalir sampai seluruh
granul mengalir keluar.
Syarat: talir < 10 detik
3. Indeks
Tap
Tapping adalah rasio antara volume
sebelum deformasi dengan volume setelah deformasi.
Cara: sejumlah granul dimasukkan ke
dalam gelas ukur, kemudian di-Tap. Ditentukan penurunan volume, dilakukan
tapping hingga hasil penurunan granul stabil.
Syarat: I £
20%
Rumus:
Keterangan:
Vo
= volume awal
Vtap=
volume setelah di-Tap
PROSES PENCETAKAN
1.
Mesin pencetak tablet single punch
disiapkan. Dipasang punch bawah dengan diameter sesuai tablet yang akan dicetak
dan diatur dienya.
2.
Masukkan massa tablet ke dalam hopper,
lalu diatur sekrup atas dan bawah untuk menentukan volume dan tekanan.
3.
Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya
(pengaturan pada punch bawah) dan tekanannya (pengaturan pada punch atas).
4.
Ditimbang tablet apakah sudah sesuai
dengan berat yang diinginkan, jika udah diuji kekerasannya pada alat Strong
Cobb.
5.
Jika tablet sudah memenuhi syarat,
dicetak 10 tablet lagi, diuji kembali berat serta kekerasannya, jika tidak
mengalami perubahan dapat dicetak seluruhnya.
6.
Tablet yang dipakai sampel digranhulasi.
7.
Dicatat jumlah tablet yang tercetak.
n
n
EVALUASI TABLET
1. Keseragaman
Bobot
Cara:
1. Dibersihkan
tablet, diambil 20 tablet kemudian ditimbang.
2. Tentukan
bobot rata-rata kemudian ditimbang satu-persatu, dan diambil 3 berat tablet
yang berdeviasi tinggi.
Syarat:
·
Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh
lebih dari 2 tablet menyimpang lebih besar dari kolom A.
·
Tidak boleh satu tablet pun lebih dari
kolom B.
2.
Waktu Hancur
Alat:
Desintegration.
Cara:
1. Dimasukkan
6 tablet pada masing-masing tabung di keranjang, lalu letakkan 6 tablet di atas
cakram penuntun, dan dijalankan alat.
2. Dicelupkan
pada air dengan suhu 37º (lebih kurang 1ºC)
dengan tinggi air tidak boleh kurang dari 15cm, sehingga tabung dapat dinaik
turunkan secara teratur 30 kali permenit.
3. Pada
kedudukan tertinggi, kawat kasa tepat pada permukaan air, angkat keranjang dan
amati seluruh tablet.
4. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada lagi tablet yang tertinggal pada kawat kasa.
5. Dicatat
waktu setiap tablet hancur.
Syarat:
-
6 tablet harus hancur, bila ada yang
tidak hancur ulangi dengan 12 tablet.
Tablet
memenuhi syarat bila sekurang-kurangnya 16 dari 18 tablet hancur.
-
Menurut Farmakope Edisi III waktu hancur
untuk tablet tidak bersalut adalah 15menit.
3.
Uji Kekerasan Tablet
Alat:
Strong Cob.
Cara:
1. Sebuah
tablet dimasukkan di antara anvil dan punch.
2. Tablet
dijepit dengan cara memutar sekrup sampai lampu stop menyala.
3. Tekan
tombol sampai tablet retak atau pecah.
4. Pada
saat tersebut, angka yang ditunjukkan pada skala adalah harga dari kekerasan
tablet, lalu dicatat.
5. Percobaan
dilakukan untuk 5 tablet dengan mengembalikan jarum ke angka nol dan alat
dibersihkan.
Syarat:
·
Kekerasan tablet = 4—8Kg
4.
Uji Friabilitas
Alat:
Roche Friabilator.
Cara:
1. Bersihkan
20 tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan berat awal, misalkan A gram.
2. 2.
Tablet dimasukkan ke dalam alat dengan putaran 100 kali selama 4 menit.
3. Dikeluarkan
20 tablet tadi, dibersihkan dari debu dan ditimbang berat akhirnya, missal B
gram.
Syarat:
·
Kehilangan berat tidak boleh lebih dari
0,8%.
Rumus
:
5.
Uji Disolusi
Contoh:
Uji disolusi untuk tablet parasetamol.
a) Alat:
Disolution tester.
b) Medium:
900ml larutan dapar fosfat pH 5,8.
c) Perputaran:
50 rpm.
d) Waktu:
30menit.
e) Cara
kerja:
Dimasukkan sejumlah volume media
disolusi seperti tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang
alat, biarkan medium disolusi hingga suhu 37º+0,5ºC
dan angkat thermometer. Masukkan 1 tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung
udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalan alat pada laju
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval
waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada
daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari alat
dayung, tidak kurang 1cm dari titik wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi persyaratan yang dipenuhi bila jumlah zat aktif yang
terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian
sampai 3 tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q
adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing
konsentrasi dinyatakan dalam peersentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15%
dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti
yang sama Q.
Tabel penerimaan
Tahap
|
Jumlah
yang diuji
|
Kriteria
Penerimaan
|
S1
|
6
|
Tiap unit
sediaan tidak kurang dari Q+5%
|
S2
|
6
|
Rata-rata dari
12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu
unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%
|
S3
|
12
|
Rata-rata dari
24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak lebih
dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun yang
lebih besar dari Q-25%
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar